Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Pada Artikel sebelumnya telah kita ketahui bersama mengenai apa yang dimaksud dengan asesmen nasional, yakni sebuah  program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mengapa ada asesmen nasional disebabkan karena ujian nasional untuk sementara "dibekukan" oleh Mendikbud. Jadi sebenarnya Ujian Nasional tidak digantikan oleh asesmen nasional ini.

Dalam Program Asesmen Nasional, terdapat 3 instrumen utama, salah satunya adalah AKM atau singkatan dari Asesmen Kompetensi Minimum. Dalam asesmen nasional, AKM inilah yang merupakan porsi terbesarnya. Namun sebelum Anda ingin mengetahui apa itu AKM, sebaiknya dibaca dulu apa yang dimaksud dengan asesmen nasional.

Berikut penjabaran apa itu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Tentang AKM


Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Baik pada literasi membaca maupun numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten. 


Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia serta untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.


Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia.

Tujuan AKM

Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen penting, yaitu kurikulum (apa yang diharapkan akan dicapai), pembelajaran (bagaimana mencapai) dan asesmen (apa yang sudah dicapai). Asesmen dilakukan untuk mendapatkan informasi mengetahui capaian murid terhadap kompetensi yang diharapkan. Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk menghasilkan informasi yang memicu perbaikan kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar murid.


Pelaporan hasil AKM dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi murid. Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat capaian murid. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan. Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian murid akan memudahkan murid menguasai konten atau kompetensi yang diharapkan pada suatu mata pelajaran.


Komponen Instrumen AKM

Untuk memastikan AKM mengukur kompetensi yang diperlukan dalam kehidupan, juga sesuai dengan pengertian Literasi Membaca dan Numerasi yang telah disampaikan terdahulu, soal AKM diharapkan
tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses kognitif. 


Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi. Pada Numerasi konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta Aljabar. 


Tingkat kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Proses kognitif pada Literasi Membaca dan Numerasi dibedakan menjadi tiga level. Pada Literasi Membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi serta evaluasi dan refleksi. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran.


Konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik. Penjelasan lebih detil mengenai komponen AKM disajikan pada gambar di bawah:



Pada Artikel sebelumnya telah kita ketahui bersama mengenai apa yang dimaksud dengan asesm Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Pada Artikel sebelumnya telah kita ketahui bersama mengenai apa yang dimaksud dengan asesm Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Contoh Soal AKM


Disebutkan diatas bahwa Asesmen Nasional terdiri dari 3 instrumen; AKM, Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar. Porsi AKM lebih banyak dibanding 2 instrumen lain. Jadi siswa nanti akan mengerjakan AKM ini. Dibawah ini merupakan contoh soal Asesmen Kompetensi Minimum untuk kelas 5 SD.


1. Contoh Soal Literasi Membaca

Ada dua orang sahabat melakukan perjalanan  panjang. Ketika di tengah perjalanan mereka terlibat dalam suatu perdebatan. Pertengkaran itu terjadi sampai salah satu dari mereka menampar yang lainnya. Sahabat yang ditampar itu tak berkata apapun tapi menuliskan suatu kata di atas hamparan pasir. Tulisan tersebut berbunyi, “hari ini teman baikku menamparku.”


Walaupun mereka bertengkar, tapi tetap melanjutkan perjalanan bersama. Saat di perjalanan mereka menemukan sebuah sumber air dan memutuskan untuk mandi. Namun malang nasib teman yang ditampar tadi, ia tergelincir dan hampir tenggelam di dalam sumber air tersebut. Melihat itu, tentu saja teman yang menampar tadi menolongnya dan ia pun selamat. “Hari ini teman baikku menyelamatkan nyawaku,” ukirnya pada sebuah batu.
Teman yang telah menampar dan menyelamatkan nyawanya tadi bertanya,
“Mengapa saat aku menyakitimu, kamu  menulis di atas pasir. Sedangkan saat aku membantu, kamu mengukirnya pada batu?”
Kemudian ia menjawab, “Karena menulis di atas pasir mudah terhapus oleh sapuan angin, sedangkan mengukir di atas batu tidak mudah hilang oleh terpaan angin kencang sekalipun.”



1.  Tentukan setiap pernyataan berikut sesuai dengan isi teks ataukah tidak!

2. Pilihlah pesan-pesan yang merupakan simpulan dari isi teks !
 ☐ Jangan mengingat kesalahan orang lain terlalu lama
 ☐ Pertemanan sejati akan terbentuk setelah melewati masa perkelahian
 ☐ Persahabatan memerlukan sikap memaafkan dan membalas kebaikan
 ☐ Jika diberi kebaikan oleh orang lain harus segera membalasnya
 

3. Cermati pantun berikut!


Jika ada jarum yang patah
jangan disimpan di dalam peti
Kalau ada kata yang salah
jangan disimpan di dalam hati

Apakah isi pantun tersebut sesuai dengan isi teks?
 { Sesuai
 { Tidak sesuai


Berikan bagian dari isi teks yang mendukung jawabanmu!

.......................................................

.......................................................

Contoh Soal AKM Numerasi


soal AKM Numerasi SD Kelas 5



Jadi dalam pelaksanaan AKM nanti siswa kelas 5 SD menjawab soal lewat komputer.
Dari contoh soal diatas siswa membaca soal, lalu memilih jawaban dimana soal nomor 1 sampai nomor 3 Siswa mencentang jawaban yang dianggap benar, sedangkan  soal terakhir siswa diminta mengetik jawaban.


Dalam mengerjakan Soal AKM diatas menggunakan komputer yang disediakan oleh sekolah, pengerjaan asesmen secara online. Sedangkan siswa yang mengerjakan asesmen ditunjuk dan ditentukan oleh sekolah secara acak. Untuk lebih jelasnya siapa peserta asesmen dan teknis pelaksanaan silakan buka artikel peserta asesmen dan jadwal pelaksanaan Asesmen nasional.

Nah diatas adalah contoh soal literasi untuk siswa kelas 5 SD, sebeanrnya masih ada contoh soal AKM lain, sesuai komponen AKM dan soal AKM untuk siswa SMP, SMA dan lainnya, namun terlalu panjang jika dipaparkan semuanya disini.


Pemanfaatan Hasil AKM


Sudah disebutkan diatas bahwa hasil AKM dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi murid.Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi  pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat capaian murid.



Contoh Strategi Penguasaan Konten di Mata Pelajaran IPS

Pelaporan tingkat kompetensi dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Implikasi tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh berikut:

Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi: menjelaskan definisi, fungsi, manfaat dan beragam contoh baik

Guru diharapkan menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi murid. Berikut contoh strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan empat tingkat kompetensi literasi membaca murid:

1. Murid di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi bacaan, murid hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS tidak cukup bertumpu pada materi bacaan tersebut. Murid perlu diberi bahan belajar lain secara audio, visual dan pendampingan khusus.

2. Murid di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun tidak memahami secara utuh isi topik koperasi. Murid dapat diberi sumber belajar pendamping dalam bentuk catatan singkat atau simpulan untuk pemahaman yang utuh. 


3. Murid di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai koperasi, namun belum mampu merefleksi. Murid dapat diberi pembelajaran identifikasi kondisi lingkungan murid, mengaitkan dengan fungsi dan manfaat koperasi. 


4. Murid di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi kegunaan koperasi dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat melakukan pembelajaran berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan koperasi.

Demikian tadi mengenai apa itu Asesmen Kompetensi Minimum atau AKM yang merupakan salah satu instrumen utama Asesmen Nasional.

Post a Comment for "Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) "